<p><strong>DALUNG (07/08/2023) </strong>- Kegiatan Lomba Penjor & Gebogan dalam rangka Festival Budaya DAPL II yang terlaksana di Wantilan Kertha Kencana Desa Adat Padang Luwih pada Minggu (06/08). Turut hadir dalam kegiatan ini Perbekel Dalung I Gede Putu Arif Wiratya, S.Sos., Bendesa Adat Padang Luwih I Gusti Ngurah Oka Suradarma., kesarengin Prejuru Desa Adat Padang Luwih., Perwakilan dari Disbud Kab. Badung sebagai Juri., Manggala Yowana Desa Adat Padang Luwih I Nyoman Agus Adiprawira, S.M, M.M., Kelian Adat se- Desa Adat Padang Luwih., Ketua Sekaa Teruna se- Desa Adat Padang Luwih kesarengin anggota sekaa teruna. Kegiatan Lomba-Lomba (Wimbakara) ini merupakan serangkaian Festival Budaya Desa Adat Padang Luwih yang ke-2 dengan Tema "DARMANING YOWANA MAHOTTMA" yang artinya sebagai tugas utama para pemuda dan pemudi adalah menjaga dan melestarikan adat serta kebudayaannya. Adapun tujuan kegiatan ini agar bisa terus melestarikan Budaya Bali.</p> <p>Diwawancarai setelah kegiatan, Juri dari Disbud Kab. Badung I Gusti Agung Ngurah Oka Ambara Kusuma, S.E menjelaskan lomba Gebogan dan lomba Penjor merupakan dua kegiatan yang memiliki peran penting dalam upaya melestarikan Budaya Bali. Budaya Bali kaya dengan tradisi dan upacara yang unik, dan kegiatan Wimbakara ini dapat membantu menjaga warisan Budaya Bali agar tetap terus dilestarikan kepada generasi berikutnya. Kedua lomba ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Desa Dalung khususnya yang ada di Desa Adat Padang Luwih ini dan terutama kepada generasi muda untuk terlibat secara aktif dalam mempelajari, merawat, dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi budaya mereka. Lomba-lomba ini juga menyampaikan apresiasi terhadap seni, kreativitas, dan kerja keras yang terlibat dalam pembuatan Gebogan dan Penjor.<em><strong> “Apresiasi terhadap Sekaa Teruna yang terlibat pada Festival Budaya DAPL II ini atas kreativitas dan keahlian mereka dalam menciptakan karya seni yang indah dan bernilai. Ini dapat mendorong peserta untuk berinovasi dalam penggunaan bahan-bahan alam dan menghasilkan karya-karya yang semakin mengagumkan,” Pungkasnya.</strong></em></p> <p>Manggala Yowana Desa Adat Padang Luwih yang sering di panggil dengan nama Agus Adi menambahkan Gebogan merupakan sebuah tumpeng atau gunungan yang terdiri dari berbagai macam bahan alam seperti buah-buahan, bunga, dan dedaunan yang disusun secara artistik. Tumpeng ini memiliki makna sakral dan sering dihadirkan dalam berbagai upacara keagamaan dan tradisional di Bali. Sedangkan dari Penjor merupakan hiasan yang terbuat dari bambu yang dihiasi dengan berbagai macam dedaunan, bunga, dan bahan alam lainnya. Penjor sering dijajakan di depan rumah selama perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, yang merupakan perayaan penting dalam agama Hindu di Bali. Adanya Kegiatan lomba Gebogan dan Penjor ini merupakan serangkaian kegiatan dari Festival Budaya Desa Adat Padang Luwih yang ke-2 yang dimana puncak dari acara ini akan telaksana pada Purnama Kapat di bulan September, serta akan diselengarakan kegiatan-kegiatan seperti lomba Ngelawar dan Perang Tipat Batal atau Metimpugan. <em><strong>“Melalui keterlibatan dalam lomba-lomba ini, peserta dan penonton dapat belajar lebih dalam tentang filosofi, simbolisme, dan makna di balik Gebogan dan Penjor. Ini berkontribusi pada peningkatan pemahaman terhadap tradisi Budaya Bali dan membantu menjaga pengetahuan tradisional tetap hidup,” Tutupnya.</strong></em></p> <p> </p> <p><strong>(KIMDLG-002).</strong></p> <p> </p>
Kegiatan Lomba-Lomba (Wimbakara) Dalam Rangka Festival Budaya DAPL II
16 Aug 2023